TUGAS MANDIRI 1
MATA KULIAH :
PEMBELAJARAN
BERWAWASAN KEMASYARAKATAN
OLEH : YULI SETIAWAN
NIM : 821594425
PENGASUH :
I WAYAN ALAP, S.Pd,
MM
UNIVERSITAS TERBUKA
PERTANYAAN :
1.
JELASKAN 4 TAHAP BELAJAR DARI KOLB !
2.
JELASKAN 3 MACAM TIPE BELAJAR DARI HABERMAS !
3.
JELASKAN 4 KELOMPOK TIPE BELAJAR MENURUT HONEY
DAN MUMFORD !
4.
JELASKAN TIGA TINGKATAN KEGIATAN YANG BISA
DILAKUKAN DI SEKOLAH MENURUT DEWEY!
5.
JELASKAN CARA YANG DAPAT DILAKUKAN UNTUK
MENGUBAH PENDIDIKAN TRADISIONAL MENUJU BELAJAR DENGAN PENDEKATAN PROGRESIF
MENURUT DEWEY!
PEMBAHASAN :
1. Kolb(Rene: 1996) seorang ahli penganut
aliran humanistik membagi tahap belajar menjadi empat :
1.
Tahap pengalaman konkret. Pada tahap ini
seseorang hanya akan mengalami dan melihat suatu peristiwa atau kejadian saja
tanpa bisa memahami arti hakekat dari kejadian itu sendiri(makna), ia juga
tidak belum bisa memahami mengapa peristiwa itu bisa terjadi, apa sebab –
sebabnya peristiwa itu bisa terjadi. Itu semua wajar terjadi pada tahap awal
proses pembelajaran.
2.
Tahap pengamatan aktif dan reflektif. Pada tahap
kedua ini seseorang mulai mencari – cari
jawaban dari pertanyaan yang timbul oleh peristiwa yang dialaminya, mulai
melakukan pengamatan – pengamatan untuk mengembangkan dari pertanyaan bagaimana peristiwa itu bisa
terjadi, pemahaman pada tahap ini semakin berkembang.
3.
Tahap konseptualisasi. Pada tahap ini seseorang
mulai berupaya membuat abstraksi, mengembangkan suatu teori, konsep atau
aturan/hukum, dan prosedur tentang sesuatu yang diamatinya.
4.
Tahap eksperimentasi aktif. Pada tahap terakhir
ini seseorang sudah mampu mengaplikasikan konsep – konsep atau teori/aturan ke
dalam situasi nyata, itu merupakan hasil dari melakukan eksperimen secara
aktif.
2. 3 bagian dari type belajar menurut
Habermas(Rene: 1996) :
1.
Belajar teknis. Proses belajar seseorang dapat
berinteraksi dengan lingkungan alam sekitarnya secara benar. Pengetahuan dan
ketrampilan apa yang perlu dipelajari oleh seseorang dalam menguasai/mengelola
lingkungan sekitarnya dengan baik.
2.
Belajar Praktis. Proses seseorang dapat
berinteraksi dengan lingkungan sosial sekitarnya, yaitu dengan orang – orang di
sekelilingnya dengan baik. Tentu saja kegiatan belajar ini lebih mengutamakan
interaksi yang harmonis, untuk itu diperlukan bidang ilmu yang berhubungan dengan
sosiologi, psikologi, antrpologi dan semacamnya.
3.
Belajar emansipatoris. Menekankan upaya
seseorang mencapai suatu pemahaman dan kesadaran yang tinggi akan terjadinya
perubahan atau transformasi budaya dalam
lingkungan sosialnya,untuk itu diperlukan pengetahuan dan ketrampilan serta
sikap yang benar untuk mendukung terjadinya tranformasi kultural yang
berhubungan dengan bahasa dan budaya.
3. Menurut Honey dan Mumford type belajar
dibagi 4 kelompok, yaitu:
1.
Kelompok aktifis. Orang – orang senang
melibatkan diri dan berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan dengan tujuan
untuk memperoleh pengalaman baru. Orang macam ini mudah diajak dialog, memiliki
pemikiran terbuka, megnhargai pendapat orang lain, dan mudah percaya pada orang
lain. Namun dalam melakukan suatu tindakan sering kurang pertimbangan yang
matang, dan lebih banyak didorong kesenangannya untuk melibatkan diri. Dalam
kegiatan belajar orang – orang macam ini senang dengan penemuan baru, seperti pemikiran baru, pengalaman baru, sehingga
metode yang cocok adalah solving, brainstorming, namun mereka cenderung bosan
dengan kegiatan yang memakan waktu implementasi yang lama.
2.
Kelompok reflektor. Mereka cenderung
mempunyai hal yang berlawanan dengan
kelompok aktifis. Dalam melakukan tindakan orang – orang ini cenderung sangat
berhati – hati dan penuh pertimbangan, Selalu memperhitungkan dengan cermat
dalam melakukan sebuah tindakan. Orang demikian ini tidak mudah dipengaruhi
sehingga mereka cenderung bersifat konservatif.
3.
Kelompok teoris. Kelompok ini memiliki
kecenderungan bersifat kritis, suka menganalisis, selalu berfikir rasional
denganmenggunakan penalaran, segala sesuatu selalu dikembalikan dengan teori
atau konsep – konsep, hukum hukum terkait, mereka tidak menyukai pendapat yang
bersifat subyektif, tidak menyukai hal – hal yang bersifat spekulatif,
mempunyai pendirian yang kuat, tidak mudah terpengaruh orang lain sehingga
mengambil kesan tegas pada mereka.
4.
Kelompok pragmatis. Kelompok ini mempunyai sifat
yang praktis, tidak suka berbicara dan membahas sesuatu dengan teori, konsep,
dalil, dan sebagainya. Bagi mereka yang penting adlah aspek praktis, sesuatu
yang nyata dan dapat dilaksanakan. Menurut kelompok ini Sesuatu hanya
bermanfaat jika dapat dipraktekkan.
4.
Menurut Dewey (Tilaar: 2000) menyebutkan bahwa
terdapat tiga tingkatan kegiatan yang biasa dipergunakan di sekolahan. Yaitu :
1.
Tingkat pertama, untuk anak pada pendidikan
prasekolah diperlukan latihan berkenaan dengan pengembangan kemampuan panca
indera dan pengembangan koordinasi.
2.
Tingkatan kedua, menggunakan bahan belajar yang
bersumber dari lingkungan. Dalam hal ini diperlukan pengayaan dan variasi bahan
belajar yang dapat merangsang minat anak untuk belajar membangun, mencoba, dan
mengembangkan kreatifitas.
3.
Tingkatan ketiga, anak menemukan ide, gagasan,
mengujinya dan menggunakan ide – ide atau gagasan tersebut untuk memecahkan
masalah yang sama.
5.
Menurut Dewey harus terjadi perubahan dalam
situasi pendidikan semacam pendidikan tradisional dengan jalan :
1.
Memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar
secara perorangan.
2.
Memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar
melalui pengalman.
3.
Memberikan motivasi dan bukan perintah. Ini
berarti memberikan tujuan yang dapat menjelaskan arah kegiatan belajar yang
merupakan kebutuhan pokok anak didik.
4.
Mengikut sertakan anak didik dalam setiap aspek
kehidupan sekolah (mencakup pengajaran, administrasi, dan bimbingan).
5.
Menyadarkan murid, bahwa hidup itu dinamis.
Karena itu murid harus di hadapkan dengan dunia yang selalu berubahdengan
kemerdekaan beraktifitas, dengan orientasi kehidupan masa kini.
PERTANYAAN :
1.
JELASKAN MAKNA PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS!
2.
JELASKAN PERAN GURU DALAM PEMBELAJARAN
KONSTRUKTIVIS !
3.
JELASKAN MODEL EVALUASI YANG SESUAI UNTUK
PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS!
4.
APA YANG MENJADI DASAR LAHIRNYA TAMAN SISWA?
5.
APA YANG MENJADI DASAR PENDIDIKAN TAMAN SISWA?
6.
SEBUTKAN FALSFAH PENDIDIKAN KI HAJAR DEWANTORO?
JAWABAN DAN PEMBAHASAN.
1.
Esensi dan teori Konstruktivis adalah ide bahwa
siswa harus secara idividu menemukan dan mentransfer informasi – informasi
kompleks apabila mereka harus merasa menjadikan itu menjadi miliknya
sendiri.(Brooks:1990)
Teori konstruktif memandang siswa secara terus menerus memeriksa
informasi – informasi baru yang berlawanan dengan aturan – aturan lama dan
merevisi aturan – aturan tersebut jika tidak sesuai lagi. Karen penekanan pada
siswa yang harus aktif, maka strategi konstruktif sering disebut pengajaran
yang berpusat pada siswa.
2.
Guru memiliki peran membantu agar proses
pengonstruksian pengetahuan oleh siswa berjalan lancar. Guru tidak mentransfer
pengetahuan yang telah dimilikinya, akan tetapi membantu siswa untuk membentuk
pengetahuannya sendiri.
3.
Evaluasi disesuaikan dengan zona perkembangan
peserta didik. Antara lain:
-
Penilaian hendaknya dilakukan atas dasar tatap
mukasatu lawan satu saat interaksi dengan seorang anak.
-
Butir – butir tes harus mencakup lebih dari
satutingkat ketrampilan atau derajat kekompleksan.
-
Terlebih dahulu seharusnya guru mengembangkan
satu set petunjuk dan saran untuk digunakan selama penilaian berlangsung.
-
Petunjuk dan saran seharusnya didasarkan pada
tingkat sebenarnya atau status terkini anak, kesalahan dan kekeliruan biasa
terjadi bagi pembelajaran anak, penjelasan – penjelasan anak atas pemahaman
salah, dan tingkat perkembangan berikutnya dalam ketrampilankhusus yang
senilai.
-
Guru hendaknya membuat catatan catatan tentang
pengaruh petunjuk dan saran ini pada jawaban siswa.
4.
Lahirnya pendidikan TAMAN SISWA diilhami oleh model pendidikan barat yang
tidak menyelesaikan masalah peningkatan kualitas sumber daya manusia pada waktu
itu.
5.
Dasar yang digunakan oleh Ki Hajar Dewantoro
adalah Momong, Among, dan Ngemong. Dalam hal ini tidak ada paksaan terhadap anak akan tetapi lebih pada
bimbingan dan memimpin untuk melakukan hal – hal tertentu.
6.
Bebrapa falsafah Ki Hajar Dewantoro adalah:
-
Segala alat, usaha, dan juga cara pendidikan
harus sesuai dengan kodratnya.
-
Kodratnya itu tersimpan dalam adat –istiadat
setiap masyarakat dengan berbagia kekhasan, yang kesemuanya itu bertujuan untuk
mencapai hidup tertib dan damai.
-
Adat istiadat sifatnya selalu berubah.
-
Untuk mengetahui karakteristik masyarakat saat
ini diperlukan kajian mendalam tentang kehidupan masyarakat tersebut di masa
lampau, sehi9ngga dapat diprediksi kehidupan yang akan datang pada masyarakat
tersebut.
-
Perkembangan budaya masyarakat akan dipengaruhi
oleh unsur – unsur lain, hal ini terjadi
karena terjadinya pergaulan antar bangsa.