Thursday 19 April 2012

Tugas Mandiri Pembelajaran Berwawasan Kemayarakatan


TUGAS MANDIRI 1
MATA KULIAH :
PEMBELAJARAN BERWAWASAN KEMASYARAKATAN











OLEH : YULI SETIAWAN
NIM : 821594425


PENGASUH :
I WAYAN ALAP, S.Pd, MM
UNIVERSITAS TERBUKA


PERTANYAAN :
1.       JELASKAN 4 TAHAP BELAJAR DARI KOLB !
2.       JELASKAN 3 MACAM TIPE BELAJAR DARI HABERMAS !
3.       JELASKAN 4 KELOMPOK TIPE BELAJAR MENURUT HONEY DAN MUMFORD !
4.       JELASKAN TIGA TINGKATAN KEGIATAN YANG BISA DILAKUKAN DI SEKOLAH  MENURUT DEWEY!
5.       JELASKAN CARA YANG DAPAT DILAKUKAN UNTUK MENGUBAH PENDIDIKAN TRADISIONAL MENUJU BELAJAR DENGAN PENDEKATAN PROGRESIF MENURUT DEWEY!

PEMBAHASAN :
1.       Kolb(Rene: 1996) seorang ahli penganut aliran humanistik membagi tahap belajar menjadi empat :
1.       Tahap pengalaman konkret. Pada tahap ini seseorang hanya akan mengalami dan melihat suatu peristiwa atau kejadian saja tanpa bisa memahami arti hakekat dari kejadian itu sendiri(makna), ia juga tidak belum bisa memahami mengapa peristiwa itu bisa terjadi, apa sebab – sebabnya peristiwa itu bisa terjadi. Itu semua wajar terjadi pada tahap awal proses pembelajaran.
2.       Tahap pengamatan aktif dan reflektif. Pada tahap kedua  ini seseorang mulai mencari – cari jawaban dari pertanyaan yang timbul oleh peristiwa yang dialaminya, mulai melakukan pengamatan – pengamatan untuk mengembangkan dari  pertanyaan bagaimana peristiwa itu bisa terjadi, pemahaman pada tahap ini semakin berkembang.
3.       Tahap konseptualisasi. Pada tahap ini seseorang mulai berupaya membuat abstraksi, mengembangkan suatu teori, konsep atau aturan/hukum, dan prosedur tentang sesuatu yang diamatinya.
4.       Tahap eksperimentasi aktif. Pada tahap terakhir ini seseorang sudah mampu mengaplikasikan konsep – konsep atau teori/aturan ke dalam situasi nyata, itu merupakan hasil dari melakukan eksperimen secara aktif.
2.       3 bagian dari type belajar menurut Habermas(Rene: 1996) :
1.       Belajar teknis. Proses belajar seseorang dapat berinteraksi dengan lingkungan alam sekitarnya secara benar. Pengetahuan dan ketrampilan apa yang perlu dipelajari oleh seseorang dalam menguasai/mengelola lingkungan sekitarnya dengan baik.
2.       Belajar Praktis. Proses seseorang dapat berinteraksi dengan lingkungan sosial sekitarnya, yaitu dengan orang – orang di sekelilingnya dengan baik. Tentu saja kegiatan belajar ini lebih mengutamakan interaksi yang harmonis, untuk itu diperlukan bidang ilmu yang berhubungan dengan sosiologi, psikologi, antrpologi dan semacamnya.
3.       Belajar emansipatoris. Menekankan upaya seseorang mencapai suatu pemahaman dan kesadaran yang tinggi akan terjadinya perubahan atau transformasi budaya  dalam lingkungan sosialnya,untuk itu diperlukan pengetahuan dan ketrampilan serta sikap yang benar untuk mendukung terjadinya tranformasi kultural yang berhubungan dengan bahasa dan budaya.

3.       Menurut Honey dan Mumford type belajar dibagi 4 kelompok, yaitu:
1.       Kelompok aktifis. Orang – orang senang melibatkan diri dan berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan dengan tujuan untuk memperoleh pengalaman baru. Orang macam ini mudah diajak dialog, memiliki pemikiran terbuka, megnhargai pendapat orang lain, dan mudah percaya pada orang lain. Namun dalam melakukan suatu tindakan sering kurang pertimbangan yang matang, dan lebih banyak didorong kesenangannya untuk melibatkan diri. Dalam kegiatan belajar orang – orang macam ini senang dengan penemuan baru, seperti  pemikiran baru, pengalaman baru, sehingga metode yang cocok adalah solving, brainstorming, namun mereka cenderung bosan dengan kegiatan yang memakan waktu implementasi yang lama.
2.       Kelompok reflektor. Mereka cenderung mempunyai  hal yang berlawanan dengan kelompok aktifis. Dalam melakukan tindakan orang – orang ini cenderung sangat berhati – hati dan penuh pertimbangan, Selalu memperhitungkan dengan cermat dalam melakukan sebuah tindakan. Orang demikian ini tidak mudah dipengaruhi sehingga mereka cenderung bersifat konservatif.
3.       Kelompok teoris. Kelompok ini memiliki kecenderungan bersifat kritis, suka menganalisis, selalu berfikir rasional denganmenggunakan penalaran, segala sesuatu selalu dikembalikan dengan teori atau konsep – konsep, hukum hukum terkait, mereka tidak menyukai pendapat yang bersifat subyektif, tidak menyukai hal – hal yang bersifat spekulatif, mempunyai pendirian yang kuat, tidak mudah terpengaruh orang lain sehingga mengambil kesan tegas pada mereka.
4.       Kelompok pragmatis. Kelompok ini mempunyai sifat yang praktis, tidak suka berbicara dan membahas sesuatu dengan teori, konsep, dalil, dan sebagainya. Bagi mereka yang penting adlah aspek praktis, sesuatu yang nyata dan dapat dilaksanakan. Menurut kelompok ini Sesuatu hanya bermanfaat jika dapat dipraktekkan.
4.       Menurut Dewey (Tilaar: 2000) menyebutkan bahwa terdapat tiga tingkatan kegiatan yang biasa dipergunakan di sekolahan. Yaitu :
1.       Tingkat pertama, untuk anak pada pendidikan prasekolah diperlukan latihan berkenaan dengan pengembangan kemampuan panca indera dan pengembangan koordinasi.
2.       Tingkatan kedua, menggunakan bahan belajar yang bersumber dari lingkungan. Dalam hal ini diperlukan pengayaan dan variasi bahan belajar yang dapat merangsang minat anak untuk belajar membangun, mencoba, dan mengembangkan kreatifitas.
3.       Tingkatan ketiga, anak menemukan ide, gagasan, mengujinya dan menggunakan ide – ide atau gagasan tersebut untuk memecahkan masalah yang sama.
5.       Menurut Dewey harus terjadi perubahan dalam situasi pendidikan semacam pendidikan tradisional dengan jalan :
1.       Memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar secara perorangan.
2.       Memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar melalui pengalman.
3.       Memberikan motivasi dan bukan perintah. Ini berarti memberikan tujuan yang dapat menjelaskan arah kegiatan belajar yang merupakan kebutuhan pokok anak didik.
4.       Mengikut sertakan anak didik dalam setiap aspek kehidupan sekolah (mencakup pengajaran, administrasi, dan bimbingan).
5.       Menyadarkan murid, bahwa hidup itu dinamis. Karena itu murid harus di hadapkan dengan dunia yang selalu berubahdengan kemerdekaan beraktifitas, dengan orientasi kehidupan masa kini.


PERTANYAAN :
1.       JELASKAN MAKNA PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS!
2.       JELASKAN PERAN GURU DALAM PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS !
3.       JELASKAN MODEL EVALUASI YANG SESUAI UNTUK PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS!
4.       APA YANG MENJADI DASAR LAHIRNYA TAMAN SISWA?
5.       APA YANG MENJADI DASAR PENDIDIKAN TAMAN SISWA?
6.       SEBUTKAN FALSFAH PENDIDIKAN KI HAJAR DEWANTORO?

JAWABAN DAN PEMBAHASAN.
1.       Esensi dan teori Konstruktivis adalah ide bahwa siswa harus secara idividu menemukan dan mentransfer informasi – informasi kompleks apabila mereka harus merasa menjadikan itu menjadi miliknya sendiri.(Brooks:1990)
Teori konstruktif memandang siswa secara terus menerus memeriksa informasi – informasi baru yang berlawanan dengan aturan – aturan lama dan merevisi aturan – aturan tersebut jika tidak sesuai lagi. Karen penekanan pada siswa yang harus aktif, maka strategi konstruktif sering disebut pengajaran yang berpusat pada siswa.

2.       Guru memiliki peran membantu agar proses pengonstruksian pengetahuan oleh siswa berjalan lancar. Guru tidak mentransfer pengetahuan yang telah dimilikinya, akan tetapi membantu siswa untuk membentuk pengetahuannya sendiri.
3.       Evaluasi disesuaikan dengan zona perkembangan peserta didik. Antara lain:
-          Penilaian hendaknya dilakukan atas dasar tatap mukasatu lawan satu saat interaksi dengan seorang anak.
-          Butir – butir tes harus mencakup lebih dari satutingkat ketrampilan atau derajat kekompleksan.
-          Terlebih dahulu seharusnya guru mengembangkan satu set petunjuk dan saran untuk digunakan selama penilaian berlangsung.
-          Petunjuk dan saran seharusnya didasarkan pada tingkat sebenarnya atau status terkini anak, kesalahan dan kekeliruan biasa terjadi bagi pembelajaran anak, penjelasan – penjelasan anak atas pemahaman salah, dan tingkat perkembangan berikutnya dalam ketrampilankhusus yang senilai.
-          Guru hendaknya membuat catatan catatan tentang pengaruh petunjuk dan saran ini pada jawaban siswa.
4.       Lahirnya pendidikan TAMAN SISWA  diilhami oleh model pendidikan barat yang tidak menyelesaikan masalah peningkatan kualitas sumber daya manusia pada waktu itu.
5.       Dasar yang digunakan oleh Ki Hajar Dewantoro adalah Momong, Among, dan Ngemong. Dalam hal ini tidak ada paksaan  terhadap anak akan tetapi lebih pada bimbingan dan memimpin untuk melakukan hal – hal tertentu.
6.       Bebrapa falsafah Ki Hajar Dewantoro adalah:
-          Segala alat, usaha, dan juga cara pendidikan harus sesuai dengan kodratnya.
-          Kodratnya itu tersimpan dalam adat –istiadat setiap masyarakat dengan berbagia kekhasan, yang kesemuanya itu bertujuan untuk mencapai hidup tertib dan damai.
-          Adat istiadat sifatnya selalu berubah.
-          Untuk mengetahui karakteristik masyarakat saat ini diperlukan kajian mendalam tentang kehidupan masyarakat tersebut di masa lampau, sehi9ngga dapat diprediksi kehidupan yang akan datang pada masyarakat tersebut.
-          Perkembangan budaya masyarakat akan dipengaruhi oleh unsur – unsur lain,  hal ini terjadi karena terjadinya pergaulan antar bangsa.

No comments:

Post a Comment